
SMART PARENTING; SMK MUHAMMADIYAH 2 SEMARANG AJAK ORANG TUA PELAJARI POLA PENDIDIKAN ANAK
Oleh: Silfiana Nur Indah Sari*
Keluarga sebagai salah satu dari trisentra pendidikan adalah tempat pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga diharapkan senantiasa berusaha menyediakan kebutuhan, baik biologis maupun psikologi bagi anak, serta merawat dan mendidiknya. Pentingnya kolaborasi orang tua dalam pendidikan, Sabtu (17/12) SMK Muhammadiyah 2 Semarang melaksanakan seminar parenting yang dihadiri wali murid kelas X, kegiatan yang baru pertama kali digelar mendapatkan apresiasi dari narasumber seminar Bunda Darosy Endah sebagai pakar parenting Islam bahwa masih jarang sekolah mengadakan seminar parenting.
Perkembangan anak membuat para orang tua harus memiliki bekal ilmu yang memadai dalam mendidiknya, dalam psikologi perkembangan usia berkisar 15-18 tahun disebut remaja madya, di mana pada fase ini remaja membutuhkan teman, remaja senang jika banyak teman mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu anak berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealitas atau materialis, dan sebagainya.
“Melihat fenomena yang terjadi di dunia remaja sekarang mulai dari minuman miras, narkoba, tawuran, dan LGBT, tidak semua salah anak, namun dikarenakan orang tua yang sering merasa benar, berjasa bagi anak, dan kurangnya komunikasi yang baik dengan anak.” Jelas Bunda Darosy Endah. Peran orang tua dalam mendidik anak dalam Islam merujuk pesan dari Ali bin Abi Thalib bahwa setiap anak harus diajari sesuai zamannya, sesungguhnya mereka (anak-anak) diciptakan untuk zamannya, sedangkan kita (orang tua) diciptakan untuk zaman kita.
Ali bin Abi Thalib juga membagi tiga tahapan dalam mendidik anak: tahap pertama, usia 0-7 tahun, perlakukan anak seperti raja dengan bentuk kasih sayang dan melayaninya. Tahap kedua, usia 8-14 tahun, perlakukan anak sebagai tawanan dengan memulai menerapkan sikap disiplin, mengerti tanggung jawab dan konsekuensi yang akan mereka dapatkan ketika melakukan sesuatu. Tahap ketiga, usia 15-21 tahun, perlakuan anak sebagai sahabat dengan orang tua mampu memposisikan diri sebagai sahabat agar anak mau terbuka dan bersecerita mengenai apa yang sedang mereka hadapi untuk kemudia mencari solusi bersama, selain itu, orang tua juga bertugas untuk mengawasi anak tanpa diseratau sikap otoriter agar anak tidak merasa terkekang.
Mengetahui fase ketiga dalam mendidik menurut Ali bin Abi Thalib sangat jelas bahwa komunikasi yang baik dengan anak, mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara orang tua dan anak. “Karena pendidikan yang baik tidak ada salah satunya yang dominan, akan tetapi sama-sama bersinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat agar terwujudnya generasi yang cakap ilmu pengetahuan serta memiliki akhlak yang baik.” Pesan Nur Fahmi selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Semarang.
*Penulis adalah Guru SMK Muhammadiyah 2 Semarang
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Wujudkan Profil Pelajar Pancasila, SMK MUDA Hadirkan Pak Bhabin untuk Siswanya
Oleh: Jumaidi Iqbal* Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan mata pelajaran yang khas dan unik dalam struktur Kurikulum Merdeka. Tujuan utama mapel ini yaitu mencet
SMK MUHAMMADIYAH 2 SEMARANG MENGGANDENG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH SOSIALISASI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
Oleh: Silfiana Nur Indah Sari* Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Pada masa ini, kebanyakan kalangan muda cenderung mengikuti
Rekonstruksi Perempuan dalam Mewujudkan Gerakan Spiritualitas dan Intelektual di Era Disrupsi
Oleh: Silfiana Nur Indah Sari* Sesungguhnya Islam adalah ajaran yang hak dan sempurna yang diridai Allah Swt., untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai dengan fitrahnya seb
IMPLEMENTASIKAN MERDEKA BELAJAR, SMK MUDA SEMARANG HADIRKAN TARUNA MENGAJAR
SMK Muhammadiyah 2 Semarang kedatangan Taruna-Taruni Akademi Kepolisian (AKPOL) Republik Indonesia, Jumat (18/11). Mereka di SMK Muhammadiyah 2 Semarang untuk mengajar dan
UNGGAH-UNGGUH CERMIN KARAKTER SISWA
Bahasa yang dipakai atau kata-kata yang ditujukan kepada orang lain itulah yang kita sebut unggah-ungguh basa. Unggah-Ungguh basa Jawa yang merupakan salah satu sumber pendidikan karakt
Rentannya Penggunaan Bahasa Jawa di Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Jawa
Program kerja Revitalisasi Bahasa Daerah (Jawa) sudah mulai digencar-gencarkan Balai Bahasa Jawa Tengah sejak beberapa tahun yang lalu. Sasarannya adalah para guru utama pilihan SD dan
AKHIRUSSANAH SMK Muhammadiyah 2 Semarang
Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh. Kepada Siswa Kelas XII dan Orang tua/Wali Dengan ini, kami sekeluarga besar “SMK Muhammadiyah 2 Semarang” bemaksud me
Kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai organisasi masa berbasis pelajar tentunya memiliki berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan. Pelajar sebagai agent of change diharapkan m
SOSIALISASI PROGRAM JAMINAN HARI TUA
Mulai tahun 2022 guru dan karyawan tetap SMK Muhammadiyah 2 Semarang mendapat Jaminan Hari Tua (JHT) Hal ini tentu menambah rasa percaya diri dan rasa nyaman guru dan karyawan tetap unt
Asyiknya Belajar Bersama Guru Tamu dari Industri
SMK Muhammadiyah 2 Semarang mengadakan serangkaian kegiatan mengundang Guru Tamu dari Industri pada semester Gasal Tp. 2021/2022. Guru Tamu yang diundang antara lain : PT Namira Aisy